“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mau mengenang dan menghargai jasa-jasa para pahlawannya”. Kalimat yang pernah diucapkan Mantan Presiden pertama Indonesia Ir Soekarno itu layak disematkan kepada Pemkot Surabaya.
Sebagai wujud tindakan nyata melestarikan, menjaga dan menghargai jasa pahlawannya, telah diresmikan museum Dr Soetomo pada Rabu (29/11). Sehari sebelumnya, Wali Kota Surabaya meresmikan museum HOS Cokroaminoto.
Peresmian museum yang terletak di Gedung Nasional jalan Bubutan No 87 tersebut dilakukan langsung Tri Rismaharini didampingi Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Widodo Suryantoro dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Wiwiek Widayati.
Wali kota Risma mengatakan, sebagian besar anak-anak Surabaya belum mengetahui makna atau arti sesungguhnya alasan Surabaya disebut sebagai kota pahlawan.
Oleh karena itu, wali kota ingin mengembalikan memori anak-anak salah satu caranya meresmikan museum yang didalamnya berisi bukti atau replikasi barang-barang bersejarah.
“Jadilah anak bangsa yang berkarakter dan jangan sampai anak-anak kehilangan roh mantan pejuang,” kata Risma dalam sambutannya.
Wali kota yang telah menerima banyak penghargaan internasional ini juga menaruh harapan kepada anak anak agar mampu belajar dan mengeluarkan ide ide kebangsaan untuk membangun bangsa yang lebih baik.
“Kedepan, ide kebangsaan harus terus didorong, agar anak bangsa tidak mudah rapuh dan dipecah belah karena dihasut isu-isu rasis,” jelas wanita kelahiran Kediri itu.
Disampaikan wali kota, peresmian museum ini bukan final. Artinya, jika ada data atau arsip berupa foto, tulisan atau barang-barang bersejarah maka pemkot akan melakukan pembaharuan.
“Ini akan bergerak terus, jika ada koleksi serta informasi yang baru akan kita beritahukan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Agar kawasan tersebut bisa mendatangkan rejeki,wali kota meminta kepada warga sekitar untuk menjaga dan meramaikan museum ini salah satunya berjualan kaos dan souvenir di area museum.
Sehingga ke depan, sambung wali kota, Surabaya dapat menjadi kota budaya. “Ini aset namun tetap mengikuti aturannya, tidak boleh seenaknya sendiri saat berjualan,” tegasnya.
Usai melakukan penandatanganan prasasti dan pemotongan tali di museum berlantai 2 itu, Risma berjalan-jalan memantau kondisi museum. Saat berada di lantai 2, wali kota menerangkan barang-barang peninggalan yang ada di dalam museum pendiri Budi Utomo tersebut. “Barang-barang ini asli semua, kalau yang ini berasal dari rumah sakit simpang,” ujarnya.
Sementara itu, Kasi Akuisisi Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dispusip) Emadarta menambahkan, selain menghadirkan barang-barang peninggalan Dr Soetomo, Pemkot Surabaya juga menyediakan galeri foto di pendopo yang dilengkapi kode barcode pada setiap pigura dengan tujuan memudahkan pengunjung mengakses arsip foto dan artikel sejarah Dr Soetomo.
Setelah melakukan barcode, pengunjung langsung tersambung ke website www.dispusip.surabaya.go.id, yang di dalamnya tersedia berbagai macam informasi terkait foto dan artikel museum Dr Soetomo, HOS Cokroaminoto dan WR Soepratman. (ita)