Produk Indonesia mulai merambah pasar Qatar sejak negara ini diblokade oleh negara tetangganya pada awal Juni lalu. Hal ini disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Qatar Muhamad Basri Sidehabi pada acara peresmian Festival produk ASEAN, pekan lalu.
Festival yang berlangsung sampai 30 Nopember 2017 ini dilakukan Grup Hypermarket Lulu yang bekerjasama dengan Kedutaan Besar negara-negara ASEAN di Qatar. Acara yang dilakukan di Lulu Hypermarket Al Messila ini dalam rangka memperingati hari ulang tahun ASEAN ke-50. Acara sejenis juga akan dilakukan di berbagai Hypermarket Lulu lainnya di Qatar.
Upacara peresmian festival dilakukan oleh para duta besar negara-negara ASEAN dan dihadiri beberapa tamu kehormatan pejabat Qatar dan dubes-dubes negara sahabat lainnya. Dalam sambutannya, Direktur Grup Lulu, Mohamed Althaf, mengatakan bahwa acara ini merupakan momen yang tepat guna mempromosikan produk-produk ASEAN.
Menurutnya, negara-negara ASEAN berperan penting dalam mengamankan kebutuhan cadangan pangan guna memenuhi pasokan pada retailnya. Dengan diresmikannya festival produk makanan tersebut, Lulu berharap dapat bekerja sama lebih erat dengan mitranya di kawasan Asean untuk mempercepat impor.
Dubes Basri menghimbau agar peluang ini dapat dimanfaatkan para pelaku usaha Indonesia. Mantan Anggota DPR ini mengatakan bahwa pemerintah Qatar juga melakukan berbagai reformasi ekonomi agar memudahkan para pelaku usaha asing dan lokal untuk membuka membuka usaha. Qatar juga melakukan diversifikasi usaha agar pelaku usaha tidak hanya bergantung pada impor.
Sebelum krisis Teluk, sekitar 90 persen kebutuhan impornya dipasok melalui negara tetangganya Saudi Arabia, Persatuan Emirat Arab dan Bahrain. Dengan adanya isolasi, Qatar berupaya mencari pemasok baru termasuk untuk berbagai produk termasuk buah-buahan dan sayuran.
Grup Lulu merupakan peritel dan importir hasil pertanian terbesar dari negara-negara ASEAN, dan memiliki pusat-pusat logistik ekspor di beberapa negara-negara ASEAN, Timur Jauh dan kawasan lainnya. Grup Lulu mendominasi pasar ritail di Timur Tengah termasuk Qatar. Gurup Lulu juga aktif mengembangkan outlet hypermarketnya di Indonesia.
Lulu Group memiliki ikatan bisnis yang kuat dengan ASEAN dan hubungan tersebut semakin meningkat sejak blokade yang dilakukan terhadap Qatar. Hubungan tersebut juga merupakan upaya dan kerjasama yang dirintis ASEAN Community in Doha (ACD).
Ketua Indonesian Business Asscociation in Qatar (IBAQ), Nurudin mengatakan bahwa IBAQ aktif menggalang para pelaku usaha untuk memaksimalkan potensi pasar di Qatar. Pengusaha Aceh yang juga pemilik beberapa swalayan di Qatar, Mahdi Musa mengatakan peluang usaha di Qatar sejak krisis Teluk cukup bagus dan relatif lebih mudah dilakukan dibanding dari sebelumnya. Pemilik Swalayan Qatindo ini juga menghimbau pengusaha Indonesia untuk memanfaatkan peluang tersebut.
Koperasi Warga Indonesia di Qatar (KWIQ) Supermarket milik komunitas diaspora Indonesia juga aktif memanfaatkan peluang tersebut dengan meningkatkan impor berbagai produk dari Indonesia. Ketua Swalayan KWIQ, Kartini Sarsilaningsih meminta para pelaku usaha untuk segera memaksimalkan potensi perdagangan di Qatar.
Pengusaha Indonesia, Bukhori M Noor, yang juga pemilik Jakarta Supermarket di Doha memaparkan besarnya peluang pasar di Qatar akibat isolasi karena kebutuhan pangan sepenuhnya dipasok melalui impor.
Menurut anggota Working Grup ACD, Boy Dharmawan, krisis ini merupakan blessing in disguise bagi Indonesia guna memasarkan produknya. Menurutnya, selain negara-negara ASEAN, negara Turki dan Iran juga menikmati potensi pasar di Qatar akibat isolasi. Menurutnya KBRI tengah menggalakkan upaya promosi khususnya untuk produk unggulan sejak Qatar diisolasi.
Dalam rangka memaksimalkan peluang tersebut, KBRI akan mengadakan business matching forum pada tanggal 8-10 Desember mendatang di Doha dengan mendatangkan delegasi pelaku usaha Indonesia yang dipimpin Kadin. Upaya tersebut tindak lanjut dari Kunjungan Kenegaraan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani ke Jakarta Oktober lalu yang dibarengi dengan pertemuan bisnis antara kedua negara. (sak)