Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Timur, H Saifullah Yusuf resmi membuka Biennale Jatim ke-7 di Taman Budaya Jawa Timur, Senin (9/10) malam. Pada kesempatan ini, Wagub menyebut Jatim patut berbangga karena memiliki seniman -seniman muda dengan karya sangat potensial.
“Kita punya potensi yang luar biasa, terutama perupa-perupa dan seniman yang masih muda, berbakat dan sudah memiliki karya. Mereka adalah masa depan Jawa Timur,” tutur Wagub yang akrab disapa Gus Ipul.
Gus Ipul mengapresiasi semangat para seniman yang tiada henti berkarya meski dalam kondisi terbatas. Menurutnya, hal itu yang membuat Taman Budaya Jawa Timur selalu penuh acara, mulai dari pementasan, pameran dan kegiatan seni lainnya.
Lebih lanjut diungkapkannya, peluang yang harus dimanfaatkan di masa mendatang adalah industri kreatif. Seniman-seniman dapat mengambil peran untuk mengoptimalkan segala potensinya. “Seniman, pelukis, kurator adalah komunitas yang diharapkan untuk mendukung industri kreatif,” tandasnya.
Pameran besar seni rupa yang berlangsung dua tahunan ini dimulai 9-22 Oktober 2017 dengan mengusung tema “Word Is A Hoax”. Tema tersebut ingin mengampanyekan selektif dan cerdas dalam menerima informasi.
Selain Wagub, tampak hadir Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud, Restu Gunawan, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Jarianto dan Ketua Dewan Kesenian Jatim, Taufik.
Kemendikbud Terkesan
Secara terpisah Direktur Kesenian Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Restu Gunawan menyatakan terkesan dengan kualitas karya seniman Jawa Timur. Seniman telah konsisten berproses kreatif melestarikan, menggali potensi, dan mengembangkan kesenian.
“Terima kasih perupa Jatim yang selalu bersemangat berkarya. Saya mengamati kualitas karya-karya pelukis asal Jawa Timur semakin bagus,” tuturnya.
Restu mengatakan, pihaknya mendukung penuh Biennale Jatim sebagai wujud hadirnya Pemerintah dalam kegiatan kesenian yang diinisiasi oleh masyarakat yang bertujuan untuk memetakan perkembangan seni rupa di Indonesia, sekaligus meningkatkan apresiasi seni oleh masyarakat sebagai media pendidikan karakter bangsa.
Seperti diketahui, Biennal Jatim pertama kali diinisiasi oleh para seniman yang disambut baik, dan difasilitasi Dinas Pariwisata dan Budaya Jawa Timur.
Kepala Disbudpar Jatim Jarianto mengatakan Biennale Jatim telah rutin digelar sejak 2005 atau ketujuh kalinya. Tahun ini terselenggara berkat kerja sama Disbudpar Jatim dan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud.
“Kami berharap dari ajang ini dapat menumbuhkan daya apresiasi masyarakat terhadap seni rupa,” tandasnya. Sejak dilaksanakan pada 2005, perbaikan selalu dilakukan untuk menampilkan sebuah pameran yang tidak hanya meningkatkan kreatiftas perupa, tapi juga memberikan informasi dan ide kepada masyarakat penikmatnya. (ist)