Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengatakan formula 4+1 yang ditawarkan Indonesia merupakan salah satu cara yang bisa dilakukan dunia untuk menyelesaikan persoalan Rohingya di Myanmar.
“Formula 4+1 yang kita tawarkan itu yang bisa diterima kedua belah pihak. Dan merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan kasus Rohingya ” kata Wapres M Jusuf Kalla usai berpidato di Markas Phone York, Amerika Serikat, Kamis (21/9) waktu setempat.
Lebih lanjut Wapres menjelaskan bahwa yang paling utama pada saat ini adalah membuka akses agar bantuan kemanusiaan bisa masuk ke Myanmar untuk membantu pengungsi Rohingya.
Wapres menjelaskan formula 4+1 salah satu cara untuk menyelesaikan Rohingya karena tidak mungkin Indonesia mengerahkan pasukan dan tidak bisa dengan pasukan penjaga perdamaian.
Pemerintah Indonesia telah menawarkan formula 4+1 untuk Rakhine State. Formula 4+1 tersebut: i) mengembalikan stabilitas dan keamanan.
(ii) menahan diri secara maksimal dan tidak menggunakan kekerasan.
(iii) perlindungan kepada semua orang yang berada di Rakhine State, tanpa memandang suku dan agama.
Dan (iv) pentingnya segera dibuka akses untuk bantuan kemanusiaan.
Bantuan Tiba di Myanmar
Bantuan kemanusiaan dari pemerintah Indonesia untuk para pengungsi Rakhine State, Kamis (21/09) tiba di Bandara Internasional Yangon, Myanmar.
Peliput Biro Pers, Rosi Imaniah, dari Yangon, Myanmar melaporkan bahwa pesawat Hercules A 1319 tiba sekira pukul 13.30 waktu setempat atau 14.00 WIB. Berselang tiga puluh menit kemudian, pesawat Hercules A 1316 juga mendarat di Bandara Internasional Yangon, Myanmar.
Kedatangan kedua pesawat yang membawa bantuan kemanusiaan tersebut disambut langsung oleh Duta Besar Indonesia untuk Myanmar Ito Sumardi.
Bahkan Ito didampingi sejumlah pejabat pemerintah Myanmar, turut menyaksikan prosesi penurunan bantuan kemanusiaan dari pesawat Hercules menuju ke truk yang telah disiapkan. Hal ini seperti dilansir dalam rilis Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin.
“Bantuan ini bisa terlaksana karena sudah dibuka jalurnya yaitu melalui pembicaraan antara Ibu Menteri Luar Negeri (Retno Marsudi) dengan Aung San Suu Kyi dan dengan Panglima Angkatan Bersenjata Myanmar,” ujar Ito kepada para jurnalis.
Oleh karena itu, Ito pun menyampaikan apresiasi atas bantuan dan kepedulian rakyat Indonesia terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine State.
“Ini adalah salah satu wujud nyata dari upaya pemerintah Indonesia untuk memberikan perhatian dalam hal krisis kemanusiaan yang ada di sini,” ungkapnya.
Ito pun meyakini jika bantuan yang diberikan pemerintah Indonesia akan diterima dengan baik oleh para pengungsi. Mengingat selama ini Myanmar menganggap Indonesia sebagai negara yang tulus membantu tanpa pamrih.
“Mereka selama ini melihat Indonesia negara yang tulus membantu, terutama dengan hal-hal yang diperlukan misalnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan bantuan tanggap segera. Ini tidak dilakukan negara lain,” ucap Ito.
Di samping itu, Ito juga berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk ikut menjaga hubungan baik yang telah terjalin antara Indonesia dan Myanmar.
“Ini jangan sampai tertutup karena adanya hal-hal yang mungkin bisa membuat upaya yang sudah dirintis dengan membuka pintu diplomasi ini tertutup kembali,” kata Ito.
Terakhir, Ito pun menyatakan bahwa pengiriman bantuan kemanusiaan ini akan semakin menunjukkan kepada dunia internasional tentang komitmen kuat pemerintah Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik kemanusiaan di Rakhine State.
“Ini adalah momentum yang sangat penting buat komunitas internasional melihat keseriusan Indonesia membantu Myanmar. Tidak hanya berbicara, tidak hanya mengecam, kita juga berbuat,” ujar Ito.
Untuk diketahui, pemerintah Indonesia pagi ini mengirimkan bantuan kemanusiaan sebesar kurang lebih 20 ton ke Myanmar. Sekira pukul 11.00 WIB, dua pesawat Hercules bertolak menuju Myanmar melalui Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda, Aceh.
Kedua pesawat tersebut membawa sejumlah bantuan kemanusiaan, diantaranya makanan tambahan untuk balita dan ibu hamil, paket makanan siap saji, tenda, tangki air, kain sarung, dan obat-obatan. (sak)