Di tengah suasana Pilgub Jatim 2018, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyebut dirinya intens berkomunikasi dengan lima ketua umum Parpol, namun belum menyebut nama Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Spekulasi politik pun berkembang, kalau Presiden Joko Widodo (Jokowi) disebut-sebut belum menyetujui Khofifah maju sebagai Cagub Jatim bersama Gerindra, imbas dari perseteruan hebat Jokowi-Prabowo di Pilpres 2014. Bahkan berpotensi lebih keras lagi di Pilpres 2019.
Namun spekulasi itu dibantah Ketua DPD Partai Gerindra Jatim, Soepriyatno. “Jangan salah Pak Prabowo dan Pak Jokowi itu bersahabat. Berteman-lah gitu, jadi kita ini bersama-sama,” katanya usai Rakor Pemenangan Pilkada di Surabaya, Minggu (17/9).
“Kalau tidak berteman ya dari dulu kita ini bermusuhan. Kita ini sama-sama membangun bangsa. Saat dipersepsikan apa-apa, Pak Prabowo kan tenang-tenang saja. Begitu Pak Jokowi terpilih (sebagai presiden) beliau datang dengan menghormati.”
Jadi Prabowo dan Gerindra akan benar-benar mengusung dan mendukung Khofifah yang notabene ‘orangnya Jokowi’ di Pilgub Jatim 2018?
“Jadi gini ya, jangan ada salah persepsi, misunderstanding. Orang sekarang mengatakan ini orangnya ini, ini orangnya itu. Kita lihat nanti lima tahun lagi berubah. Terpenting bagi Gerindra dalah kepentingan daerah, jangan anggap persepsi bahwa dia orangnya ini itu,” ujarnya.
Lantaran tak ikut-ikutan arus melihat kandidat tertentu orangnya ini itu, Gerindra tetap menempatkan Khofifah sebagai bidikan utama Gerindra. Terlebih dalam konteks Pilgub Jatim 2018, satu hal yang diutamakan Gerindra yakni kepentingan rakyat Jatim.
“Kira-kira (dari kandidat yang ada) lebih cocok mana, jangan kepentingan sempit-lah. Ini kadang kita terpojok kepentingan sempit, akhirnya digoreng kesana-kemari,” ujar Soepriyatno.
Minimal Posisi Wakil
Selain Pilgub Jatim, tambah Soepriyatno, dalam Pilkada serentak 2018 di Jatim Gerindra menargetkan lebih banyak lagi kemenangan dibanding Pilkada serentak sebelumnya.
“Dulu kan dari 17, kita menang kira-kira di 13 kabupaten/kota. Sekarang ini saya berharap lebih banyak lagi karena banyak kader partai yang maju. Misalnya di Bondowoso, Nganjuk, Bangkalan, Sampang dan banyak lagi lainnya,” katanya.
Karena itu, Gerindra memasang target minimal wakil bupati atau wakil wali kota. Kalaupun tak terwujud, Soepriyatno berharap Parpol lain yang menang masih ‘teman politik’ Gerindra. “Supaya kita tidak diganggu di Pileg dan Pilpres,” tandasnya.
Soepriyatno tak memungkiri kalau Pilkada serentak tahun depan berkaitan erat dengan Pileg dan Pilpres 2019. “Sebagai orang partai, saya nggak mungkin bilang ini tidak ada kepentingan dengan Pilpres,” katanya.
Di sisi lain, dia juga bersyukur karena hasil survei terbaru menunjukkan elektabilitas Gerindra sangat tinggi. “(Dalam survei) kita partai kedua, masih kalah dari PDIP tapi tipis sekali. Head to head dengan PDIP di seluruh daerah di Indonesia, tapi belum perlu sebut persentase,” ujar Soepriyatno.
“Kita berjuang dulu. Walaupun ujung-ujungnya nomor dua, tetap masih naik kelas karena sekarang kita di nomor tiga. Kita tetap berharap jadi pemenang tapi harus berjuang dan yang penting Gerindra menjadi harapan masyarakat,” tambahnya. (bar)