Lestarikan Budaya Tedak Siten
PERISTIWA SENI BUDAYA

Lestarikan Budaya Tedak Siten

Tak ingin tradisi Jawa punah di tanah asalnya sendiri Nanik Purwanti pemilik katering KitaKita menggelar upacara Tedak Siten bagi cucu pertamanya Nalendra Darren Ananka di rumahnya Graha Famili Surabaya.

Tradisi Jawa sengaja diusung ibu tiga anak, yang tidak ingin budaya Jawa luluh ditengah gencarnya globalisasi di Indonesia. “Supaya masyarakat tahu, jika tradisi budaya Jawa itu sangat agung dan sarat makna,” terang pemilik Hadiningrat Resto itu.

Saat putra dari sulungnya dr Caryr Nurina Sari dan dr Anugerah Wahyu Wicaksono berusia 7 bulan, menggelar upacara tradisional mengundang kenalan dan tetangga sekitar.

Tedak siten memaknai rasa syukur jika cucunya sudah mulai belajar berjalan. Tedak siten yang dimaknai memperkenalkan lingkungan sekitar pada sang cucu terbagi dalam beberapa tahapan.

Awalnya, Alend dituntun ibunya berjalan di atas 7 jadah makanan terbuat dari beras ketan dicampur kelapa, garam dikukus dan dihaluskan. Jadah yang dicetak diberi warna-warni sebagai lambang warna kehidupan.

Injakan pertama dilakukan pada jadah berwarna gelap menuju terang (putih). Maknanya setiap permasalahan yang dihadapi akan ada jalan keluarnya. Angka 7 melambangkan pitulungan atau pertolongan dari Yang Maha Kuasa.

Menyusul Alend dituntun menaiki tangga terbat dari tebu. Pilihan tebu dalam Jawa dimaknai antebing kalbu (mantapnya hati).

Menyusul dituntun diatas pasir dan anak akan mengais dengan kedua kakinya. Harapannya, kelak jika besar sang anak mampu mengais rejeki untuk memenuhi kebutuhannya.

Setelah itu barulah Alend dimasukkan ke dalam kurungan ayam yang isinya berbagai macam benda, mulai dari buku,mainan, makanan, alat musik dan lain sebagainya. Alend ternyata memilih Al Qur’an kecil. Sesuai benda yang diambil, pranata acara menyebutkan semoga kelak Alend bisa mewujudkan apa yang ada dalam isi kitab suci Al Qur’an.

Tahapan terakhir, pemberian uang logam dicampur dengan bunga dan beras kuning oleh sang ayah dan sang kakek Heru. Ini merupakan simbol agar kelak rejeki Alend berlimpah namun bersifat dermawan.

Barulah sang bayi dimandikan dengan air bunga setaman sebagai simbol sang anak membawa nama harum keluarga. Setelah itu Alend diberi baju bagus dengan harapan akan menjalani hidup yang baik pula

Tahapan demi tahapan Tedak Siten menarik untuk disimak. Pastinya tradisi yang mulai jarang dilakukan itu melambangkan kayanya budaya Jawa. (sak/foto ist)