Paracetamol merupakan salah satu jenis obat yang sering dikonsumsi. Biasanya penggunaan paracetamol digunakan sebagai penurun panas atau pereda nyeri. Penjualannya juga tidak dibatasi, karena jenis obat bebas. Itulah sebabnya, banyak orang yang menganggap paracetamol aman dikonsumsi.
Faktanya, kendati dijual bebas, paracetamol tidak bisa dikonsumsi sembarangan. Pemakaian paracetamol secara berlebihan bisa mengakibatkan kerusakan hati. Hal ini diakibatkan over paracetamol menjadi sukar dimetabolisme oleh hati, sehingga menghasilkan radikal bebas. Tingginya kadar radikal bebas di dalam tubuh inilah yang bisa merusak berbagai organ, terutama hati.
Berangkat dari permasalahan itulah, Agesti Veva, Kukuh Prastyaningtyas, Annisa Normalita, Dhanar Adhitya, Rachmad Yusuf, mahasiswa Universitas Airlangga, menemukan antioksidan dari bunga Rosella sebagai penurun kadar radikal bebas akibat penggunaan paracetamol berlebih.
”Kandungan senyawa Fenolitik yang tinggi pada bunga Rosella berkhasiat menurunkan kadar radikal bebas yang tinggi pada pengonsumsi paracetamol berlebih,” ujar Agesti Veva, ketua kelompok mahasiswa peneliti ini.
Kesuksesan inovasi mereka ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKM-PE), yang telah lolos penilaian Dikti dan mendapatkan dana hibah Kemenristekdikti dalam program PKM tahun 2016-2017.
Proposal ini berjudul “Uji Efektifitas Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariff L.) Terhadap Penurunan Malondialdehida Pada Tikus (Rattus norvegicus) Strain Wistar Yang Diinduksi Parasetamol.”
Jadi, masih kurangnya wawasan masyarakat Indonesia tentang penggunaan paracetamol yang benar itulah yang menebalkan tekad Agesti Veva Dkk untuk mencari solusinya, hingga akhirnya ditemukan antioksidan alami sebagai anti radikal bebas yang bisa merusak hati.
”Saat ini masyarakat Indonesia masih kurang memahami bahaya yang timbul jika kadar radikal bebas di tubuh terlalu tinggi maka berbahaya,” kata Agesti seperti dilaporkan PIH Unair.
Ditambahkan jika kadar radikal bebas pada tubuh itu terlalu tinggi, maka akan dapat merusak berbagai organ dalam tubuh melalui oksidasi dengan membran sel, dan salah satu organ yang berdampak paling besar adalah hati.
“Ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan, mengingat hati adalah salah satu organ yang vital bagi tubuh kita,” imbuhnya.
Ditambahkan juga oleh Annisa, penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Unair menggunakan hewan coba tikus putih strain wistar. Selanjutnya diinduksi dengan paracetamol dan diterapi dengan ekstrak kelopak bunga Rosella. Hasil penelitian ini menunjukkan hasil penurunan kadar radikal bebas yang signifikan.
”Inovasi bunga Rosella menjadi alternatif antioksidan ini kami harapkan bisa menjadi salah satu obat herbal yang alami untuk menurunkan kadar radikal bebas dalam tubuh,” tambah Agesti mengakhiri keterangannya. (yul)