Bisikan Jonan ke Jokowi Soal Mobil Listrik
PEMERINTAHAN PERISTIWA

Bisikan Jonan ke Jokowi Soal Mobil Listrik

Komitmen Pemerintah dalam mendukung pemanfaatan energi bersih kembali disinggung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Ia menegaskan Pemerintah tetap dalam koridornya untuk mengimplementasikan hasil persetujuan (Conference of Parties) COP 21 di Paris pada tahun 2015 mengenai perubahan iklim melalui pemanfaatan energi bersih.

“Zaman berubah terus. Tidak ada yang bisa menghentikan perubahan zaman,” singgung Jonan menyampaikan pesan Presiden RI Joko Widodo kala menceritakan rencana Pemerintah mengembangkan mobil listrik di hadapan Ikatan Pensiusan Departemen Energi (IKAPEDE) di Gedung Lemigas, Jakarta (20/7).

Menurutnya, keberadaan mobil listrik ini tidak mungkin dipandang sebelah mata mengingat kebutuhan zaman yang kian mendesak. Selanjutnya, Jonan menceritakan kembali obrolan dirinya dengan Presiden Joko Widodo terkait pengembangan mobil listrik di Indonesia.

Berikut nukilan obrolan yang dimaksud:

Menteri ESDM: Pak, ini kita mau dorong mobil listrik karena ada komitemen terhadap COP 21 di Paris Desember 2015 yang Bapak Presiden juga tanda tangan dan juga sudah diratifikasi. Ok nggak, Pak?

Presiden RI: Ok.

Menteri ESDM: Kalau mau mobil listrik masuk ke sini, itu biaya masuk, ppmb untuk impor mobil baik built up maupun tidak harus dibuat nol.

Presiden RI: Manfaatnya apa?

Menteri ESDM: Kalau mobil listrik banyak di Indonesia, kita itu tidak perlu lagi impor BBM karena pake listrik. Listriknya pake batubara yang ada di dalam negeri. Ada juga gas alam di dalam negeri sehingga impor minyaknya akan turun. Kalau ini terjadi platform hulu migas akan berubah.

Presiden RI: Terus, charging-nya bagaimana? Ini kan harus dipikirkan.

Menteri ESDM: Betul, Pak. Ada dua cara. Satu, kalau mau dimandatkan janjian dengan semua Pemerintah Daerah. Setiap pusat keramaian yang resmi kayak mall, pasar ada chargernya. Dua, kalau dalam jangka lima tahun baterainya portable, maka semua SPBU di Indonesia yang hampir 6000an dibikinkan kayak tabung LPG, kalau habis ditukar.

Presiden RI: Ini bisa nggak?

Menteri ESDM: Bisa, Pak.

Presiden RI: Kita tidak boleh menghambat perubahan zaman yang baik.

Terkait hal tersebut, Menteri ESDM secara terbuka menyampaikan permohonan kepada IKAPEDE untuk memberikan saran atas rencana tersebut. “Yang kayak gini, kalau ada masukan, saya diberi masukan juga,” harap Jonan. (sak)