Suasana Bandar Udara Internasional Juanda beberapa waktu lalu berlangsung semarak. Betapa tidak, keluarga, para sahabat, dan pimpinan menyambut kedatangan tim Unit Kegiatan Mahasiswa Paduan Suara Universitas Airlangga (PSUA) yang berhasil menorehkan prestasi gemilang di Baden, Austria.
Tim PSUA disambut hangat oleh ucapan selamat berkat kemenangannya di ajang kompetisi The 3rd International Choral Competition Ave Verum (ICC Ave Verum) yang diselenggarakan di kota kelahiran musisi klasik Wolfgang Amadeus Mozart.
Dalam kompetisi tersebut, tim PSUA berhasil meraih tiga penghargaan yakni “1st Gold Superior”, “Best Interpretation of a Choral Piece composed after the Year 2000”, dan “Special Award for Audience Choice”.
Ketua UKM PSUA Ronald Moses mengatakan, keberhasilan ia dan 38 anggota timnya tak lepas dari persiapan matang yang dilakukan sejak Desember 2016. Selama enam bulan sebelum keberangkatan, UKM PSUA menyeleksi penyanyi yang berasal dari anggota internal, menempa diri dengan melatih vokal secara rutin, dan belajar interpretasi lirik lagu.
“Kita sejak Desember sampai sebelum berangkat mulai latihan secara intensif. Kita melakukan seleksi anggota. Kita memilih dari mereka yang bisa menyanyikan lagu klasik dan nasional, membaca partitur dengan bermain piano, dan penempatan range suara,” tutur Moses.
Dalam ajang ICC Ave Verum, tim PSUA melantunkan delapan lagu yang terdiri dari satu lagu wajib kompetisi dan tujuh lagu pilihan. Satu lagu wajib kompetisi berjudul All That Can Breath dilantunkan disusul lagu-lagu lainnya seperti Vezzosi Augelli, Dieu! Qu’il La Fait Bon Regarder, Contrition, Ave Maria, Trotz Dem Alten Draehen, Salve Regina, dan Ave Regina.
Mereka menyanyikan lagu-lagu dari beragam bahasa seperti Latin, Prancis, Jerman, Inggris, dan Indonesia.
Moses yang juga mahasiswa Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis tak memungkiri, atmosfer persaingan antar tim amatlah terasa. Seluruh finalis yang berjumlah delapan tim dari berbagai negara berlomba-lomba untuk menyuguhkan penampilan dan suara terbaiknya.
Setelah dinyatakan unggul dari seluruh kategori penilaian, tim PSUA berhasil menembus babak Grand Prix bersama empat tim lainnya.
“Persaingannya ketat sekali karena salah satu lawan yang kami bilang paling sulit justru tidak masuk babak Grand Prix. Hasil keputusan tersebut cukup mengagetkan sekaligus membuat kami berdebar-debar,” tutur Moses.
Setelah melewati rangkaian proses kompetisi, tim PSUA dinyatakan berhasil mengungguli pesaing lainnya dengan meraih poin mendekati sempurna senilai 97 dari 100.
Agar penampilan panggung selama kompetisi berjalan maksimal, sesampainya di Austria tim PSUA berlatih vokal secara rutin di kawasan hotel tempat mereka menginap.
“Suhu ketika siang hari di Austria bisa mecapai 34 derajat Celcius, tapi kalau malam bisa mencapai 13 derajat Celcius. Kita berlatih di luar hotel dengan angin yang cukup kencang. Kita juga sempat diusir sama tetangga di sana,” kenang Moses seraya tertawa.
Namun, semua anggota baru bisa berlatih secara full team saat mereka melaksanakan uji coba panggung (gladi resik) di Baden. Meski diiringi rasa deg-degan, rangkaian kegiatan selama kompetisi berjalan tanpa kendala.
Keesokan harinya, seluruh finalis ICC Ave Verum diwajibkan untuk mengikuti Long Night Choral Competition. Penampilan apik mereka disaksikan oleh lebih dari 250 penonton yang hadir memenuhi gereja tempat kompetisi diselenggarakan. Gereja tersebut merupakan tempat pertama kali lagu Ave Verum Chorpus dibawakan oleh Mozart semasa hidup.
Di hadapan penonton, tim PSUA menyanyikan lagu-lagu daerah seperti Cing Cangkeling dari Jawa Barat, dan Ondel-ondel dari DKI Jakarta.
“Di Long Night Choral Competition, penghargaannya langsung dipilih oleh penonton bukan juri. Mengapa bagi penonton menarik? Karena kita menyanyi sambil menari,” tutur Marcellino Rudyanto, Ph.D., pembina UKM PSUA yang turut mendampingi anggota saat berlaga di Austria.
Selain di kompetisi, tim PSUA juga didapuk tampil di sebuah ruang publik di Austria. Di hadapan penikmat musik di Baden, mereka kembali menyanyikan lagu daerah dan nasional seperti Yamko Rambe Yamko (Papua) dan Rayuan Pulau Kelapa. Menurut Dr. Soegeng Wahluyo yang juga pendamping tim, warga Baden memberikan tepuk tangan meriah atas penampilan yang dibawakan tim PSUA.
Kemenangan pada ajang kompetisi internasional bukanlah hal baru bagi tim PSUA. Tim yang memiliki jargon “Viva La Musica” tersebut pernah memenangkan kompetisi The 14th International Choir Festival Tallinn tahun 2015 sebagai peraih juara IV kategori Mixed Choir, juara III kategori Early Music, dan juara I kategori Folksong Choir.
Selain itu, mereka juga berhasil meraih penghargaan di International Warsaw Choir Festival tahun 2012, dan Praga Cantat 24th International Choir Competition di Praha tahun 2010. (ist)