Sebanyak 47 budayawan menerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tahun ini. Pemberian penghargaan pada Kamis (28/9) lalu di Plaza Insan Berprestasi Kemendikbud, Jakarta.
Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Kemendikbud, Nadjamuddin Ramly mengatakan, kegiatan penganugerahan bagi budayawan dan pegiat budaya ini merupakan kegiatan rutin tahunan Kemendikbud yang diselenggarakan sejak tahun 2012. “Ada tujuh kategori yang akan diserahkan langsung oleh Mendikbud pada malam penghargaan,” ujarnya saat konferensi pers.
Ketujuh kategori tersebut adalah Kategori Pencipta, Pelopor, dan Pembaru; Kategori Pelestari; Kategori Anak dan Remaja; Kategori Maestro Seni Tradisi; Kategori Komunitas; Kategori Pemerintah Daerah; dan Kategori Perorangan Asing.
Satu kategori lain telah diserahkan oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 17 Agustus lalu, yaitu Gelar dan Tanda Kehormatan dari Presiden RI berupa Bintang Budaya Parama Darma untuk tiga orang, dan Satyalancana Kebudayaan untuk delapan orang.
Total seluruh penerima Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi tahun 2017 berjumlah 47 orang.
Nadjamuddin mengatakan, untuk Kategori Perorangan Asing, ada tiga orang asing yang akan menerima penghargaan dari Kemendikbud. Mereka adalah Richard Harry Chauvel dari Australia, Ahli Bidang Sejarah dan Politik Indonesia, Hubungan Australia-Indonesia dan Kebijakan Luar Negeri Australia.
Ada Annabel Teh Gallop dari Inggris, Peneliti Manuskrip, Surat, Dokumen, dan Cap Melayu, serta seni Alquran di Asia Tenggara, khususnya Indonesia; dan Mitsuo Nakamura dari Jepang, Ahli Bidang Pengetahuan dan Permasalahan Komunitas Islam Indonesia dan aktif dalam berbagai kegiatan Dialog Antarperadaban Antarkeyakinan.
Anugerah Kebudayaan dan Penghargaan Maestro Seni Tradisi menjadi upaya pembinaan dan apresiasi terhadap sumber daya manusia kebudayaan yang memiliki komitmen kuat terhadap nilai-nilai kebudayaan melalui upaya pewarisan, pengembangan, dan pemanfaatan, khususnya terhadap seni tradisi.
Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid berharap kegiatan ini tidak berhenti pada apresiasi terhadap objek pemajuan kebudayaan dan SDM kebudayaan saja, tetapi harus dikembangkan dan dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan berbasis kebudayaan.
Kegiatan penganugerahan ini merupakan komitmen pemerintah, dalam hal ini Kemendikbud, untuk mengapresiasi sosok atau tokoh yang memiliki komitmen kuat terhadap pewarisan nilai-nilai kebudayaan, baik benda maupun takbenda.
Melalui kegiatan ini, diharapkan dapat menginternalisasi nilai budaya dan membangun kesadaran masyarakat sekaligus meningkatkan kebanggaan dan motivasi generasi muda untuk lebih peduli terhadap pengembangan kebudayaan Indonesia dalam kerangka penguatan karakter bangsa. (sak)