Banyuwangi kembali mempertegas posisinya sebagai kota festival. Hal ini dibuktikan dengan diluncurkannya 123 atraksi dalam Banyuwangi Festival 2020 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Rabu (08/01) di Jakarta.
123 atraksi yang diluncurkan sangat beragam. Ada seni-budaya, sport tourism, hingga kuliner.
”Selamat untuk Banyuwangi yang terus konsisten mengembangkan event-event wisata. Pariwisata Banyuwangi terus maju salah satunya karena daerah ini konsisten menyajikan atraksi menarik yang bisa menarik wisatawan,” kata Menparekraf Wishnutama.
Wishnutama menilai Banyuwangi adalah contoh daerah yang berhasil mengkolaborasikan pariwisata dengan ekonomi kreatif. Banyuwangi, menurut dia, membuktikan bahwa potensi alam yang didukung kreativitas warganya akan mampu memberikan dampak yang luar biasa.
“Banyuwangi adalah contoh bagaimana pariwisata menjdi langkah cepat untuk memperbaiki kehidupan masyarakatnya. Banyuwangi menggunakan strategi komprehensif dalam pengembangan pariwisata,” kata Wishnutama.
Berkat pembangunan pariwisata, Banyuwangi berhasil menekan angka kemiskinan yang sebelumnya di atas dua digit persen, kini tinggal 7,52 persen. Selain itu, peningkatan pendapatan daerah juga melonjak 134 persen.
Produk domestik bruto juga mengalami kenaikan dari Rp 32 triliun, menjadi Rp 78 triliun. Kemudian pendapatan perkapita rakyat Banyuwangi naik dari Rp 20,8 juta menjadi Rp 48,8 juta.
Apresiasi juga diberikan Wishnutama lantaran event tourism Banyuwangi terus meningkat dari tahun ke tahun.
“Dari dulu saya senang mendengar Banyuwangi bikin bnayak event. Selain mampu menarik wisatawan, event akan mampu membanggakan kita. Dan ini sudah dilakukan Banyuwangi,” kata Anas.
”Selain kualitas atraksi wisata yang terus meningkat, yang menggembirakan dari Banyuwangi adalah antusiasme dan partisipasi masyarakat yang sangat luar biasa dalam mengembangkan pariwisata, sehingga sektor ini benar-benar bisa mendorong pergerakan ekonomi setempat,” ujar Wishnutama.
Sementara Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, ada 30 atraksi baru dalam Banyuwangi Festival 2020.
”Banyak event yang benar-benar fresh untuk memberi pengalaman baru bagi wisatawan. Sebagian di antaranya diinisiasi oleh warga Banyuwangi, sehingga pariwisata berbasis warga benar-benar terus kami dorong agar pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Banyuwangi bisa makin inklusif,” ujar Anas.
Atraksi baru tersebut antra lain atraksi kopi di sejumlah sentra penghasil kopi. Event ini tak lagi berpusat di Desa Adat Kemiren seperti tahun-tahun sebelumnya.
”Misalnya, perkebunan Kalibaru yang merupakan sentra kopi yang rutin mengekspor ribuan ton kopi ke Italia dan berbagai negara di Eropa. Akan ada atraksi minum kopi langsung di kebunnya,” ujarnya.
Banyuwangi Festival 2020 juga menghadirkan 15 festival kuliner. Di antaranya Chocolate Food Festival, Muncar Food Festival, Bamboo Food Festival, Alaspurwo Food Festival, Cacalan Beach Food Festival, Marina Food Festival, Osing Food Festival, hingga Millennials Food Festival.
”Festival kuliner kita perbanyak karena peminatnya tinggi, dan yang terpenting mampu mengangkat warung-warung rakyat dan usaha kuliner rumahan,” ujarnya.
Anas mengatakan, selain ajang festival kuliner resmi, di setiap ajang Banyuwangi Festival juga dihadirkan berbagai stan kuliner. Sektor kuliner dengan sendirinya menyatu ke atraksi tari, fesyen, sport tourism, dan sebagainya.
Selain itu, terdapat 15 ajang sport tourism. Di antaranya Banyuwangi International Geopark Walk yang menyusuri pesona Taman Nasional Alas Purwo. Juga ada World Surf League (WSL) di Pantai Plengkung yang merupakan ajang selancar paling bergengsi di dunia.
Dan tentunya International Tour de Banyuwangi Ijen yang telah menjadi ajang balap sepeda terbaik di Indonesia menurut Federasi Sepeda Dunia (UCI).
”Jumlah sport tourism kami perbanyak karena bentang alam Banyuwangi yang hijau yang asri sangat cocok untuk ajang kompetisi olahraga,” imbuhnya.
Sejumlah atraksi yang selama ini sukses menarik wisatawan juga kembali dihadirkan, seperti Jazz Pantai, Jazz Ijen, dan Festival Gandrung Sewu. (ist)