Sebagai upaya meningkatkan kunjungan serta masuk kalender wisata dunia, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jatim menetapkan 10 event andalan 2018.
Kepala Disbudpar Jatim, Jarianto di Surabaya, Rabu (31/1) mengatakan, keragaman dan keunikan budaya Jatim mendapat apresiasi dari Kementerian Pariwisata RI, dengan terpilihnya 10 terbaik dari Top 100 Wonderful event 2018. “Melalui pemilihan/seleksi tim curator, akhirnya terpilih 10 even yang masuk kelender tetap,” tutur Jarianto.
Berikut 10 even yang terpilih Jember Fashion Carnival, Banyuwangi Ethno Carnival, Yadnya Kasada dan Eksotika Bromo, Malang Flower Carnival, Kemilau Madura, Pasar Seni Lukis Indonesia, Gandrung Sewu, International Tiur de Banyuwangi Ijen, Festival Keraton Nusantara, dan Festival malang Kota Tua. “Diharapkan even ini bisa menjadi jujukan para biro perjalanan untuk membawa para turis mancanegara berkunjung ke Jatim,” harap Jarianto.
Dihubungi terpisah, Ketua Sanggar Merah Putih, M Anis mengaku bangga dan senang Pasar Seni Lukis Indonesia (PSLI) masuk dalam 10 even andalan Jatim 2018. “Tahun ini benar-benar istimewa karena PSLI bisa diterima bahkan masuk dijajaran even andalan Jatim semoga nanti berbanding lurus dengan omzet yang dihasilkan,” kata Anis.
Selama 10 tahun, PSLI menjadi satu-satunya even pameran lukisan nasional, yang rutin digelar setiap tahunnya. “Tahun lalu ada 193 pelukis dari berbagai daerah di Indonesia ikut meramaikan PSLI, saya yakin tahun ini akan bertambah jumlahnya,” ungkap Anis.
Berikut 10 event andalan di Jawa Timur sesuai kalender wisata “100 Wonderful Event Indonesia 2018”:
Yadnya Kasadha dan Bromo Exotica – 29-30 Juni di Bromo
Yadnya Kasada dan Bromo Exotica merupakan upacara Suku Tengger setiap bulan kesepuluh kalender adat. Diselenggarakan di lereng dan kawah Gunung Bromo sebagai ungkapan rasa syukur dan perayaan awal waktu.
Upacara adat yang berlangsung ratusan tahun ini, kini diperkaya dengan respon kolaboratif dari seniman yang berasal dari berbagai kota. Menafsirkan kembali kisah asal usul penduduk Tengger, pertunjukan kolosal di gelar pada lautan pasir dalam kemasan kontemporer: Exotica Bromo.
Jember Fashion Carnaval – 7-12 Agustus di Jember
Jember Fashion Carnaval (JFC) merupakan jawaban terhadap festival dunia, baik Rio Carnaval, Noting Hill dan Venesia. Fashion extravagansa yang ditampilkannya sepanjang lebih dari tiga kilometer, menyebabkan kota tenang Jember di Jawa Timur, masuk dalam peta kota karnaval dunia.
Acara berlangsung selama empat hari dengan kategori anak, beragam adat, pameran, dan konvensi fashion. JFC dirintis oleh Dynand Fariz, seorang seniman dan pendidik yang menginspirasi munculnya gelombang karnaval di berbagai kota di Indonesia.
Malang Flower Carnival – 9 September di Malang
Kegiatan ini merupakan event tahunan yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Malang. Penyelenggaraan pada tahun 2018 merupakan yang ke-10.
Peserta carnaval terbagi menjadi dua kategori, yaitu kategori anak dan dewasa. Peserta mengenakan busana berdimensi besar dan berlenggang di ruas Jalan Ijen yang befungsi sebagai catwalk. Karakter busana peserta 75 persen harus berornamen bunga dan terbuat dari bahan daur ulang, sebagai kontribusi dalam pelestarian lingkungan.
Internasional Tour de Banyuwangi Ijen – 23-26 September di Banyuwangi
Internasional Tour de Banyuwangi Ijen (ITdBI) pada tahun 2018 berlangsung selama tiga hari, dari etape pertama sampai etape keempat. Total rute ITdBI sejauh 555 kilometer. Rute ini ditempuh dengan mengelilingi wilayah Banyuwangi dan berpacu mendaki Gunung Ijen, yang terkenal di dunia dengan fenomena api birunya.
ITdBI diselenggarakan tiap tahun sejak 2012. Tahun ini, ITdBI diikuti para pembalap dari puluhan negara asing antara lain : Perancis, Belanda, Kolombia, Kanada, Jepang, Singapura, Thailand, Iran, Spanyol, Filipina, Malaysia, Filipina, Australia, Korea, Tiongkok, Thailand, Selandia Baru, Rusia, Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Uzbekistan.
Festival Kota Tua Malang – 27-29 September di Lawang, Malang
Wisatawan akan diajak menikmati keseruan dengan beragam acara yang digelar di Kota Tua. Berbagai atraksi seni budaya, musik, pameran industri kreatif, festival kopi, atraksi menarik, aneka macam kuliner, pameran foto Kota Tua Tempo Doeloe, dan Parade Lintas Ethnic, diapastikan siap menyambut setiap tamu yang datang.
Pasar Seni Lukis Indonesia (Indonesia Art Mart) – 12-21 Oktober di Surabaya
Indonesian Art Mart atau PSLI dikenal sebagai ajang pertemuan para pelukis realis terbesar dan berlangsung secara berkelanjutan lebih dari satu dekade. Diikuti tak kurang dari dua ratus pelukis yang memamerkan karya mutakhirnya, forum ini juga menjadi ajang kompetisi untuk melukis destinasi terbaik pariwisata Indonesia melalui penghargaan Pesona Award.
Sepanjang sepuluh hari pameran, dipentaskan pula teater, musik dan tari kontemporer. Menyambut penyelenggaraan Asian Games 18, tahun ini disemarakan oleh kehadiran pelukis dari berbagai negara Asia.
Festival Keraton Nusantara – 13-18 Oktober di Sumenep
Festival Keraton Nusantara berawal dari Festival Keraton se-Jawa yang diadakan di Solo pada tahun 1992. Kegiatan ini kemudian dikembangkan menjadi Festival Keraton Nusantara (FKN). FKN pertama kali diselenggarakan pada tahun 1995 di Yogyakarta. Setiap tahunnya, Festival Keraton Nusantara (FKN) digelar di tempat yang berbeda. Festival tersebut akan mempertemukan sedikitnya 43 raja/sultan dan perwakilan kerajaan/kesultanan dari berbagai wilayah di Indonesia, masalah keberagaman atau kebhinekaan menjadi bahasan utama.
Keraton sebagai sumber kebudayaan telah melahirkan karya-karya seni yang luhur sebagai pencerminan identitas budaya bangsa dan merupakan aset nasional yang cukup potensial di bidang kepariwisataan serta sebagai media pelestarian budaya dan promosi kepariwisataan Indonesia.
Gandrung Sewu – 20 Oktober di Banyuwangi
Gandrung Sewu adalah event tari kolosal yang melibatkan ratusan bagahkan ribuan penari Gandrung. Event ini merupakan salah satu andalan kota pesisir pantai Jawa Timur, Banyuwangi. Festival ini semakin mempopulerkan tarian Gandrung Banyuwangi ke seluruh penjuru dunia.
Gandrung Sewu di Banyuwangi bukan cuma sebagai seni pertunjukan, pada masa pemerintahan kolonial seni tari ini sekaligus perangkap untuk menjerat tentara Belanda. Kembang Pepe mengisahkan para penari Gandrung memberikan minuman keras kepada para tentara Belanda, setelah mabuk kemudian tentara Belanda di eksekusi di hutan atau laut.
Gending “Kembang Pepe” sendiri adalah salah satu gending yang wajib dinyanyikan pada kesenian Gandrung di segmen ketiga yaitu Seblang-Seblang. Selain “Kembang Pepe” ada empat gending lainnya yang wajib dinyanyikan pada segmen ketiga yaitu Seblang Lukento, Sekar Jenang, Sondrengsondreng dan Kembang Dirmo.
Kemilau Madura – 28-29 Oktober di Pamekasan
Merupakan himpunan event dari berbagai kota di Pulau Madura, yang berakar dari tradisi Karapan Sapi. Dipusatkan di Pamekasan dan Sumenep, berbagai pertunjukan budaya digelar. Mulai dari Karapan Sapi klasik memperebutkan Piala Presiden, Lomba Sapi Sonok, Karnaval Daul, Batik on Street hingga pesta seni tradisi.
Banyuwangi Ethno Carnival – 10 November di Banyuwangi
Karnaval etnik meriah yang digelar di Sunrise of Java, menyajikan keanggunan busana etnik nusantara. Peserta, penonton dan penyelenggara yang bergairah merupakan daya tarik karnaval ini.
Keragaman etnik yang menyusun masyarakat, terpantul pada festival rakyat ini. Jawa, Madura, Padalungan, Bali dan Osing bercampur menyusun ekspresi seni yang unik. Dengan alunan suara dan gerak Gandrung Sewu, yang menjadi ikon Banyuwangi, karnaval mengalir di sepanjang jalan. Pada karnaval ini, orang datang untuk melihat dan dilihat. (ist)